Thursday, February 3, 2011

Mubarak Bersedia Lengser Tapi Bukan Sekarang Waktunya

Presiden Mesir Hosni Mubarak menyatakan selasa kemarin dirinya bersedia meletakan jabatan dan tidak akan mencalonkan kembali di saat pemilihan presiden September tahun ini. Namun untuk meletakan jabatan saat ini dirinya tidak bersedia. Seperti sebelumnya Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menyarankan pada Mubarak untuk melakukan transisi secepatnya dengan damai.
Para demonstran di Kairo sedang menonton pidato Mubarak di Televisi
Para demonstran di Kairo sedang menonton pidato Mubarak di Televisi
Kondisi terakhir masa pengunjuk rasa di Mesir hampir sejuta orang tumpah di jantung Kairo, ibu kota Mesir, kemarin. Mereka mengalir masuk ke Lapangan Pembebasan atau Tahrir Square dan bermaksud bergerak menuju istana Presiden Husni Mubarak, yang berjarak 10 kilometer. Massa menuntut Presiden Mubarak, yang telah berkuasa lebih dari 30 tahun, segera lengser.
Massa yang berasal dari berbagai kalangan itu turun ke jalan setelah kelompok koalisi oposisi menyerukan aksi demonstrasi satu juta orang. Aksi digelar juga untuk memperingati tujuh hari protes–sekaligus lima hari tanpa Internet. Panitia mengatakan akan terus meningkatkan protes sampai Presiden makzul, setidaknya Jumat mendatang. Massa menyanyikan lagu-lagu nasional dan meneriakkan yel-yel anti-Mubarak. Di langit, helikopter militer terbang di atas kerumunan massa.
Demonstran menggantung figur Mubarak di tiang gantungan
Demonstran menggantung figur Mubarak di tiang gantungan
Sebelumnya, massa kesulitan masuk ke Tahrir Square karena militer memblokade jalan dengan tank, batu, dan kawat berduri. Namun tentara akhirnya menyerah dan membiarkan massa bergerak ke dalam square. Selain di ibu kota, demo besar-besaran berlangsung di kota-kota utama lainnya, seperti Alexandria dan kota pelabuhan Suez. Kerumunan massa tak bisa dicegah, walaupun pemerintah menutup jaringan kereta api, jalan tol, serta membatasi akses Internet dan jaringan telepon seluler.
Presiden Husni Mubarak, menurut seorang pejabat Mesir yang dikutip surat kabar Arab berpusat di London, Asharq Al-Awsat, tidak berniat menyerahkan kursinya meskipun ditekan massa. “Mubarak tak akan menyerahkan kursinya ke wakil presiden yang baru, Omar Suleiman,” kata pejabat tersebut. “Presiden adalah seorang tentara yang tak berniat lari dari pertempuran.”
Namun tekanan terhadap Mubarak kian besar setelah militer menunjukkan dukungan bagi para demonstran. Melalui TV pemerintah, Senin lalu, militer mengumumkan mengakui “legitimasi tuntutan rakyat” dan berjanji tak akan melukai demonstran. “Militer tidak akan menggunakan kekerasan melawan publik,” kata juru bicara militer, Ismail Etman.
Mubarak semakin terjepit setelah koalisi oposisi menegaskan tak akan berdialog tentang transisi demokrasi sebelum dia lengser. Hal yang sama disampaikan oleh pemimpin oposisi Mohamad El Baradei. “Akan ada dialog setelah tuntutan rakyat dikabulkan. Dan yang pertama adalah Presiden Mubarak turun,” katanya kepada televisi Al-Arabiya.
Ketegangan yang terus meningkat menyebabkan Presiden Amerika Serikat Barak Obama mengirim bekas duta besar Amerika untuk Mesir, Frank Wisner, ke Kairo. Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan kedatangan Wisner untuk meminta pejabat Mesir menerima perubahan politik dan ekonomi serta mengadakan pemilu bebas dan adil. Bagi Amerika, stabilitas politik dan ekonomi Mesir sangat penting. Sebab, Mesir merupakan salah satu sekutu terdekat dan negara penerima sumbangan Amerika terbesar keempat.

Sumber: AFP dan Tempo
 

Threaderss Copyright © 2009 Community is Designed by Bie